25 September 2020
Saat Ayah sedang lihat-lihat media sosial, eh ada temen kantor punya barang baru nih, langsung deh capture/sceenshot dan kirim ke group. Niatnya sih cuma memberi semangat temen lainnya supaya ikut membeli barang tersebut. “Bang jangan mau kalah donk, si Mas aja udah beli nih”, ujar Ayah. Tapi lama kelamaan kok malah ngomongin kehidupan pribadinya si Mas ya. berlanjut ngomongin masa lalunya dan nge gosip tentang dia.

setelah kejadian itu, malam harinya saat sedang melihat Media sosial lagi (ketauan nih kebanyakan buka media sosial daripada buka Al-Qur’an) Ayah lihat peringatan akan dosa besar Ghibah di page Media sosial yang Ayah follow

tiba-tiba Ayah ingat postingan di group WA disiang hari. Ayah merasa bersalah telah menghibahi saudara sendiri. ngomong-ngomong Ghibah, apa sih artinya dan apa bedanya dengan Dusta
Ghibah adalah pembicaraan yang dilakukan seorang muslim mengenai saudaranya sesama muslim lainnya dalam hal-hal yang bersifat keburukan dan kejelekannya, atau hal-hal yang tidak disukainya. sedangkan Dusta, adalah kita membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri seseorang yang sesungguhnya sesuatu itu tidak terdapat dalam diri saudara kita tersebut.
sumber : https://umma.id/article/share/id/7/197930
bisa dibilang Ghibah itu kabar benar, dan Dusta adalah kabar tidak benar/ hoax. Meskipun Ghibah itu kabar benar, namun dosa Ghibah sangat besar karena kita membicarakan aib saudara kita yang tidak ingin diketahuinya. bahkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 12 ,memberikan perumpamaan Ghibah dengan memakan bangkai saudara sendiri, hiiii, serem kan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
sumber : https://rumaysho.com/9205-ghibah-dosa-besar.html
karena sudah terlanjur berghibah, di postingan yufid yang sama, disebutkan untuk menghapus dosa Ghibah, kita harus meminta maaf kepada saudara kita karena sudah mengghibahinya. namun kadang kita tidak mampu untuk meminta maaf, karena dapat meretakkan persaudaraan dan dapat menimbulkan keributan yang lebih besar.

oleh karenanya, ketika ditanya oleh seorang mahasiswa perihal hal ini, Profesor Doktor Abdul Muhsin Al_badr Hafizhahullah memberikan tiga solusi :
- memuji orang yang kita Ghibahi, di hadapan orang atau majelis dimana kita pernah menghibahi saudara kita tersebut
- memuji dan menyebutkan kebaikan-kebaikan orang tersebut di hadapan orang-orang yang menghibah atau mendengah Ghibah tersebut
- mendoakan untuknya kebaikan
Yuk jangan menghibahi saudara kita sendiri
Satu pemikiran pada “Menggunjing saudara sendiri”