Dari banyak tempat menarik didunia, ada beberapa tempat yang ingin Ayah kunjungi, salah satunya berada di provinsi Jawa Tengah. Sejak rencana proyek silaturahim part 1 dipersiapkan, Ayah minta slot khusus ke Bunda agar dialokasikan waktu khusus untuk singgah disalahsatu keajaiban dunia yang satu ini. Keajaiban dunia yang sekaligus menjadi bukti tingginya peradaban bangsa ini dimasa lampau, candi Borobudur.
Dari dulu Ayah kepingin banget ke candi ini, maklum, selama hampir 32 tahun hidup ini, Ayah belum pernah menjejakkan kaki di candi yang dibangun dinasti Syailendra ini.
Jogja, 30 December 2013
Sebenarnya rencana pergi ke candi Borobudur dijadwalkan tanggal 31 Desember besok, namun Eyang dan Bunda usul agar perjalanan ke Borobudur dipercepat, dengan pertimbangan jaraknya yang lebih jauh dibandingkan candi Prambanan.
Akhirnya setelah ditimang-timang dan melihat kondisi fisik anak-anak, ayah setuju perjalanan menuju Borobudur dipercepat.
Setelah jalan pagi, sarapan pagi dan mandi pagi, bersama eyang kung dan eyang Uti, De-Saputro bersiap menuju candi Borobudur.
Persiapan rute dulu biar ngak kesasar
Kira-kira satu setengah jam perjalanan dari Jogja, sampailah kita di komplek Candi Borubudur. Namun sayang, parkiran dikomplek candi Borobudur tidak terlalu besar, kurang representatif untuk destinasi internasional, jadi penuh sekali parkiran. Untungnya saat sedang menunggu antrian, ada bapak berbaik hati memberitahu kalau dia mau keluar, jadi deh Ayah menempati tempat parkir yang ditinggalkan bapak itu, Alhamdullah.
Ketemu teman kantor
Urusan parkir selesai, selanjutnya urusan toilet, agar perjalanan didalam kompleks candi Borobudur lebih nyaman, cari toilet dulu sebelum masuk. Dan saat menunggu Eyang kung dan eyang Uti mencari toilet, dari kejauhan nama Ayah disebut ditengah keramaian. Kirain memanggil orang lain, jadi Ayah cuekin aja,maklum nama Ayah masih tergolong nama yang cukup pasaran. Namun lama-lama kok orang yang memanggil mendekati Ayah, ternyata yang memanggil teman kantor, om Zul, beliau datang bersama keluarga, dunia memang kecil, jauh-jauh ke Borubudur ketemunya orang kantor, hehehe.
Sambil menunggu bunda mengantri tiket masuk, foto-foto dulu buat kenangan.
Sampai juga di kawasan Borobudur
Setelah tiket dipegang, De-Saputro mulai memasuki kawasan candi borobudur, dan ups ternyata jarak pintu masuk dan candi Borobudur cukup jauh, kasian mas Nara dan dede Ran. Untungnya ada mobil gandeng yang menyerupai kereta-keretaan siap mengantar kita dari dekat pintu gerbang menuju kedekat gerbang candi Borobudur, jadi ngak rempong mesti gendong atau dorong dua “bayi”.
Turun dari kereta-keretaan, jalan masuk menuju candi Borobudur mulai terlihat, cukup ramai juga pengunjung kali ini, sampai dibordes pertama langsung aja foto-foto.
Bersama keluarga tercinta
Saat naik di bordes kedua, hujan mulai turun rintik-rintik, Ayah dan bunda putuskan untuk mengelilingi bordes kedua ini sambil foto-foto, namun belum sampai setengahnya, hujanpun turun dengan derasnya, terpaksa acara mengelilingi bordes sambil foto-foto dicancel, segera Ayah, Bunda dan dede Ran mencari tempat untuk berteduh, Alhamdulillah ada pohon tempat berteduh.
Selepas hujan, anak-anak kelihatan sudah mulai bosan, jadi perjalanan untuk mendaki puncak Mahameru eh Borobudur di urungkan, sebagai gantinya, kita foto-foto di border pertama.
foto sehabis hujan, akhirnya sampai juga di Borobudur
Tak apalah untuk kedatangan pertama ini tidak mengeksplore candi Borobudur lebih dalam, ini berarti, Ayah harus kembali melihat candi megah ini dan mengekplorasi setiap sudut yang menjadi saksi bisu tingginya peradaban tempo dulu. oke saatnya menyudahkan kunjungan kali ini di candi Borobudur dan menuju destinasi selanjutnya, berhubung Mas Nara dan dede Ran kelihatan lelah, maka perjalanan kembali dari candi Borobudur ke tempat parkir, diputuskan menggunakan Delman/andong.
Saat perjalanan kembali menggunakan Delman, rute yang dilewati sedikit berbeda dengan rute saat kedatangan, sehingga, kita bisa menikmati pemandangan alam pedesaan setelah turunnya hujan, sungguh sebuah pengalaman yang mengasikkan.
menyusuri sisi lain Borobudur menggunakan delman
ditambah lagi, Mas Nara dan Dede Ran senang sekali saat naik delman, jadi muka-muka lelah dan bosan mulai tampak pudar dari kedua mutiara hati Ayah ini. Untuk teman-teman yang lain, mungkin bisa menjadikan naik delman sebagai sarana hiburan buat anak-anak kita disaat pergi liburan, sehingga kebosanan dan kelelahan anak sedikit terobati.
Apa kamu sudah pernah ke Borobudur?