18 April 2012
Terakhir kali Ayah ke ibukota Kalimantan selatan, kira-kira sudah 7tahun. yup, hari ini Ayah menuju Banjarmasin, tujuan kali tidak lain dan tidak bukan urusan kantor yaitu meeting dengan customer per besok pagi. Agar meeting besok tidak telat karena urusan teknis (pesawat delay, dll) diputuskan berangkat sore hari.
Boarding, persiapan berangkat
Kurang lebih 1 jam 17 menit berada diudara, Garudapun landing dipulau Borneo
Sampai diBandara Syamsudin Noor
Sesampainya di Banjarmasin, dapat kabar kalo hotel banyak yang sudah terbooking, dan benar saja saat Ayah dan teman-teman bertanya hotel yang membuka stand di bandara, semua bilang sudah tidak ada kamar kosong.
Waduh, nginep dimana nih malem ini, sebenarnya masih ada satu kamar kosong, namun sayang hanya available untuk malam ini saja, sedangkan besok , Ayah dan teman-teman harus hunting hotel lagi. Dari bandara diputuskan untuk hunting hotel mempergunakan taksi bandara. Kira-kira 45 menit perjalanan, ada hotel di seberang jalan, setelah memutar dan mencapai hotel ini, Ayah, om Sas dan om Agus turun untuk menanyakan available room, seperti yang sudah diduga, hotelnya sudah fullbook, perjalananpun dilanjut kembali, ditengah perjalanan ketemu hotel yang lain, namun karena konfirmasi sebelumnya hotel ini sudah fullbook, kita tidak singgah untuk menanyakan langsung. Untungnya dihotel kedua yang langsung didatangi masih ada dua kamar kosong, setelah melihat kondisi kedua kamar tersebut, langsung Ayah dan teman-teman iyakan untuk booking dua malam. Alhamdulilah bisa tidur dihotel juga malam ini.
Mohon jangan melindungi jualan buah kami
Berhubung mesin laundry di hotel rusak, handuk yang biasanya disediakan hotel tidak tersedia, om Sas yang kebetulan tidak membawa handuk, kamipun berencana untuk membeli handuk, namun saat akan berangkat, tiba-tiba saja recepsionis hotel memberitahukan bahwa ada handuk yang bisa dipergunakan.
Namun karena sudah terlanjur bersiap, sekaligus bermaksud mencari snack, air mineral dan makan malam Ayah dan teman-teman tetap berangkat. Tidak jauh dari hotel ada pusat perbelanjaan, kami bertigapun menuju kesana untuk membeli snack dan air mineral.
Selesai membeli barang yang diinginkan, perut sudah mulai keroncongan, Ayah, om Sas dan om Agus mampir sejenak di warung tenda pinggir jalan, warung tenda ini menyediakan berbagai macam pecal, diantaranya pecal ikan bawal, pecal ikan Nila, pecal ayam dan lainnya. Meskipun bukan makanan khas Banjarmasin, Ayah pilih yang jarang dijumpai, yaitu pecal ikan Nila. Sebenarnya ikan Nila hampir serupa dengan ikan mujair yang biasa dijumpai, namun agak jarang mendapati ikan Nila di Jabotabek.
Foto pecal ikan Nila
Sepulang makan malam, saat akan menyebrang jalan, ayah menemukan tulisan yang mengusik hati, ini nih tulisannya :
Sombong bener nih orang, ngak mau dilindungi, padahal banyak orang yang meminta untuk dilindungi, bukannya dilindungi itu enak, jadi kalau ada apa-apa, ada yang bantuin nantinya. Ups ternyata arti tulisan tersebut bukan seperti apa yang tertulis, kalau dalam bahasa yang bisa ayah pahami kira-kira pengganti tulisan tadi “jangan parkir didepan toko, kecuali tamu toko buah”
Cerita punya cerita, disebelah toko buah ini, kebetulan ada restoran yang cukup ramai, karena khawatir, bahkan mungkin beberapa kali tokonya tertutup mobil pelanggan restoran sebelah, maka munculah tulisan ini
Kalau di transliterasi ke bahasa Indonesia kira-kira artinya sebagai berikut
” Mohon jangan tutupi toko buah kami”
Takutnya kalau ada yang mau beli buah, ngak bisa ngelihat kalau ini adalah toko buah.
Rumah makan Haji Fauzan
19 April 2012
Selesai meeting, waktunya makan siang, rekan di Banjarmasin menawarkan apakah mau makan soto Banjar atau ikan bakar, hasilnya, mayoritas memilih ikan bakar. Jadilah kita menuju rumah makan haji fauzan.
Tempatnya tergolong sederhana, tapi menu ikannya cukup banyak, ada beberapa nama ikan yang asing ditelinga Ayah, dan tentunya itu yang ayah pilih, namun karena nama ikan yang asing lebih dari satu, maka setelah menimbang dan melihat penampakan ikannya Ayah pilih menu ikan lais bakar.
Selain ikan bakar, disini juga tersedia sayur bening, dan karena sayur beningnya juga tidak biasa, ayah pesan sayur bening yang ada labu kuningnya sayur yang jarang ditemui di jabotabek pastinya. ditambah ikan saluang goreng sambal yang puedess dan lalapan membuat lidah tidak berhenti bergoyang
Nih penampakannya
Untuk yang baru mendengar namanya, ikan saluang adalah ikan kecil yang ada banyak di kalimantan selatan ini.
Martapura
Untuk yang senang dengan batu permata, Martapura jadi tempat wajib yang harus dikunjungi bila berkunjung ke Banjarmasin. Memang sudah sejak lama Banjarmasin dikenal sebagai provinsi yang banyak terdapat batu permatanya.
Jadi kalau kesini, pastikan untuk mampir kesentra kerajinan batu permata di Martapura
Om Agus yang tertarik dengan batu permata mampir di salah satu toko. Jadilah Ayah ikut nimbrung numpang tanya-tanya. Awalnya Ayah sedikit tertarik ingin membeli batu permata yang masih berupa batu besar (belum di jadikan cincin, atau perhiasan lainnya)
Namun dasar Ayah tidak ada ketertarikan sama batu permata, Ayah jadi urung membeli batu yang masih besar itu. Menurut salah satu penjual batu permata batu khas yang banyak terdapat di Banjarmasin yang berjenis Kecubung. Ngomong-ngomong batu kecubung, ternyata ada batu kecubung yang merupakan buatan, jadi prosesnya tidak alami, bedanya batu ini dengan batu yang asli, adalah batu asli ada serat yang tidak beraturan di dalam batunya.
Sedang asik dengar informasi dari penjual eh ada tempelan rasi bintang dan jenis batu yang cocok untuk masing-masing bintang. Jadi apa batu yang sesuai dengan bintangmu?
Foto rasi bintang dan batu permata
Sasirangan
Selesai sholat, om Sas mengajak untuk melihat kain khas Banjarmasin, Sasirangan. Kebetulan di Martapura ini ada toko yang menjual Sasirangan, wah kebetulan banget, jadi ngak perlu cari lagi di Banjarmasin, kebetulan kain yang Bunda suka tersedia, jadi deh Ayah beli sasirangan di Martapura
Amplang dan ikan siluang
Masih kurang rasanya main ke Banjarmasin tanpa bawa oleh2 makanan khas daerah sini, teringat percakapan dengan driver taksi yang tempo hari mengantarkan kami mencari hotel, menurut si Abang taksi oleh-oleh khas Banjarmasin adalah Amplang dan ikan Siluang, jadi deh sepulang dari Martapura , Ayah, om Sas, dan om Agus minta diantar om. Driver, mencari amplang dan ikan Saluang.
Sedang asik-asik menunggu oleh-oleh dikemas, Ayah melihat, tumpukan telur matang yang tidak biasanya, setelah Ayah tanyakan ternyata tumpukan telur tersebut adalah telur Penyu.
Foto Telur penyu
Dari percakapan dengan Engkong, dulu Telur Penyu merupakan makanan yang lazim disediakan dipagi hari, mungkin karena jumlahnya semakin berkurang, sekarang ini telur penyu hanya bisa ditemukan ditoko tertentu saja.
Soto Banjarmasin
Saat bermaksud pulang ke hotel untuk beristirahat, om James mengajak untuk makan malam bersama, kebetulan perut sudah mulai keroncongan, pas bener nih rezeki. Malam ini menu makan malam kita adalah Soto Banjar, berangkatlah kita ber sepuluh menuju Soto banjar H. Anang, jl kolonel sugiono, namun sayang oh sayang soto banjar ditempat ini sudah habis, jadi pergi ke tempat lain, yang katanya masih cabang H. Anang ini.
Lampit
Sebenarnya ada satu oleh2 lagi yang bisa dibawa pulang dari Kalimantan, yaitu Lampit, atau tikar yang terbuat dari rotan, namun karena waktu dan tidak adanya kesempatan, jadinya pembelian Lampit diurungkan.
End