26 januari 2011
Sepulang dari kantor customer dibilangan mega kuningan, lalulintas sudah tidak bergerak, untuk memangkas waktu tunggu, Ayah, om Darmawan dan tante Rini, sepakat untuk mencegat taksi didepan mall Ambasador. Sekian lama menunggu, taksi yang ditunggu tak kunjung datang, kalaupun datang sudah ada penumpangnya. Sedang asik menunggu taksi, tiba-tiba ada yang mencolek, ternyata om Dani, teman Ayah yang pindah kerja ke tetangga sebelah. dia juga baru pulang dari kantor customernya dan hendak menuju ke rumahnya di karet.
Karena sudah cukup lama tidak berjumpa, obrolanpun mengalir seperti air, saking asiknya ngobrol, sampai-sampai tidak sadar ada seorang biker (pengendara motor, biker 1), dipukuli biker lainnya (biker 2). Beberapa orang termasuk seorang satpam yang berada disitu segera melerai perkelahian itu.
Satpam : “jangan sok jagoan disini mas”. Tidak berapa lama ada pengendara motor yang lain (biker 3) ikut menepi, Biker yang baru menepi (biker 3) itu berujar: “itu orang (biker 1)ugal-ugalan pak” dan bersiap ikut serta memukuli biker 1, untungnya orang-orang disekitar segera mencegah perkelahian terjadi, ditambah ada pak polisi yang datang ikut melerai dan meminta biker 2 dan biker 3 melanjutkan perjalanan, Alhamdulilah situasipun kembali tenang.
Dengan adanya kejadian yang mengejutkan tersebut, percakapan Ayah, om Dani dan om Darmawan ikut terbawa membahas kejadian yang barusan terjadi. Om Darmawan yang sejak semula melihat kejadiannya berkomentar emang sibiker 1 style mengemudinya membuat kesal mas. Dari sekilas kejadian tersebut dan sedikit info dari om Darmawan, sepertinya dua orang biker yg memukuli biker1 dibuat kesal dengan cara mengemudinya.
Adanya kejadian ini mengingatkan Ayah kejadian beberapa bulan yang lalu, kejadiannya terjadi di perempatan ragunan tepatnya di jalan TB Simatupang, malam itu jalanan sudah tidak terlalu ramai, tiba-tiba saja ada seorang biker (biker 1) seperti dicegat seorang biker (biker 2), biker 2 tanpa ragu segera memukul biker 1, dari belakang ada biker lainnya (biker 3) ikut menepi, awalnya Ayah berpikir biker 3 ini akan melerai perkelahian tersebut,namun diluar dugaan si biker 3 ikut memukuli biker 1. Sekilas informasi yang Ayah tangkap, kejadian ini tidak jauh berbeda dengan kejadian yang Ayah lihat di depan mall Ambasador.
Ayah sendiri sering kesal dengan ulah pengemudi yang seperti ini, sampai-sampai ada niatan jahat terhadap pengemudi tersebut, untungnya niat jahat ini tidak terlaksana.
Menahan diri
berkendara mobil atau motor di Jabotabek seringkali membuat kita cepat emosi, selain macet panjang, perilaku pengendara lain yang mementingkan kepentingan sendiri ikut memicu emosi kita. Ada yang meluapkan rasa kekesalannya dengan mengelus dada, mengklakson, mengumpat, bahkan ada yang terlibat baku hantam. Kalau sudah begini akan panjang urusannya, apalagi jika pihak yang dipukul tidak terima dengan perlakuan kita dan melaporkannya kepada pihak berwajib. Bukan saja membuat kebebasan kita terbelenggu, orang-orang yang kita sayangipun bisa sedih karenanya. Mungkin rekan-rekan sekalian ingat akan kejadian yang sempat jadi headline di media elektronik dan menjadi perbincangan di milist-milist yaitu kasus pemukulan yang seolah membawa-bawa dua almamater perguruan tinggi terkemuka saling bersebrangan, hanya karena masalah serempetan mobil, salah satu pihak harus mendekam dibalik jeruji besi, bayangkan jika hal tersebut menimpa kita, tentunya orang yang kita sayangi akan sedih.
Seorang teman ayah bertanya, bagaimana ya menahan emosi, supaya kita tidak cepat marah. Mungkin tips ini bisa membantu rekan-rekan agar terhindar dari hal-hal yang akan merugikan diri sendiri.
Tahap pertama :
Coba bayangkan atau anggap biker atau pengemudi yang ugal2an tersebut, orangtua kita, abang kita, saudara kita, atau teman dekat kita. Tentunya kita akan lebih mudah memaafkan jika yang melakukan kesalahan adalah orang terdekat kita. Sejauh ini dengan membayangkan seperti ini bisa mengurangi emosi.
Tahap kedua :
Bila cara pertama tidak efektif menekan emosi, biasanya Ayah membayangkan pengemudi yang ugal-ugalan atau tidak santun tersebut memiliki perangai yang buruk, misal menggunakan kekerasan, menempuh jalur hukum, dan lain sebagainya hal ini tentu akan membuat masalah bertambah pelik, yang ujung-ujungnya akan menguras waktu, tenaga dan keuangan kita.
Selain menahan diri terhadap perilaku pengemudi yang tidak santun, sebagai pengemudi, kita perlu santun dalam berkendara dijalan. karena pengguna jalan bukan hanya kita seorang, maka kita perlu santun dalam berkendara di jalan tentunya agar orang lain yang berkendara tidak kesal atas ulah/cara mengemudi kita kita. Ayah jadi ingat kisah rekan kuliah yang hanya karena tidak mau memberi jalan kepada pengemudi lain, akhirnya harus rela dipukuli pengemudi yang kesal tersebut dibawah ancaman pistol. Tentunya, kita tidak ingin mengalami kejadian tersebut menimpa diri kita, oleh karenanya santunlah dijalan, dan bijak dalam berkendara