Road to Negeri Seribu Kuil, Thailand Part-6

12 Januari 2010

Wat Maha That

Setelah Sholat Shubuh dan mandi pagi, Ayah, Bunda, tante Ayu, tante Denik, tante Shandy dan om Toto duduk-duduk di pinggir sungai, kebetulan tempat Ayah menginap letaknya di pinggir sungai, jadi bisa melihat banyak perahu lewat di sungai ini, tentunya sambil menikmati minuman yang di pesan dan roti yang dibeli dari seveneleven semalam.

Ternyata tidak hanya di Bangkok, sungai juga digunakan di Ayuthaya sebagai salah satu transportasi pendukung. tidak heran jika negeri ini dijuluki the venice of Asia.

Selesai menikmati sarapan pagi, Ayah, bunda dan teman-teman bunda menuju ke depan hotel, untuk mengecek apakah tuk-tuk yang semalam dipesan untuk mengantar kita berkeliling Ayuthaya sudah sampai. ternyata eh ternyata Tuk-tuk sudah menunggu di depan hotel. oh iya untuk tarif tuk-tuk harganya 200 bath perjam.

Berhubung, tante Ayu dan tante Denik akan ada penerbangan lanjutan ke vietnam, maka di prioritaskan berkeliling ke kuil-kuil yang menjadi trademark Ayuthaya saja. untuk tujuan pertama adalah Wat Maha That. ternyata lokasi kuil ini tidak terlalu jauh dari tempat kita menginap. Tiket untuk masuk ke kuil ini, untuk orang asing sebesar 50 bath, baru masuk eh ketemu beberapa biksu yang sedang berjalan, akhirnya foto-foto dulu deh. di Wat Maha That ini yang terkenal adalah adanya relief kepala Budha di akar pepohonan, nih fotonya.

Informasi dari Guide yang mengantar Ayah, Bunda dan teman-teman Bunda, bahwa kalau berfoto di depan relief Budha kita harus jongkok (tidak boleh lebih tinggi dari Relief Budha tersebut).

Menara Pisa

Selesai berfoto di depan relief Budha yang ada di pepohonan, di bimbing guide yang tidak lain adalah suami dari supir tuk-tuk yang di sewa, mengajak berkeliling di komplek kuil ini. ternyata cukup luas juga area kuil ini, ada banyak reruntuhan kuil, menurut info dari guide kita, kuil ini saat terjadi perang dengan khmer, di bom, selain itu semua patung Budha yang ada di kuil tersebut kepalanya di hilangkan, jadi jangan heran kalo ke kuil ini akan banyak di temui patung Budha tanpa kepala.

Saat berjalan kembali bagian depan kuil, Ayah melihat ada relief candi yang posisinya miring, jadi inget menara pisa, hehehehe, ini dia fotonya.

Untuk yang ke Ayuthaya, Kuil ini wajib dikunjungi.

Wat Ratchaburana

Selesai berkeliling di Wat Maha That, perjalanan dilanjutkan ke kuil sebelah, namanya Wat Ratchaburana, di kuil ini konon di simpan harta milik kerajaan yang berupa mahkota, pedang emas, Sepatu emas, dll, harta ini di simpan dibawah kuil yang paling tinggi.

Selesai dari Wat Ratchaburana, suami pengemudi tuk-tuk menanyakan alternatif tujuan selanjutnya, berhubung Thailand merupakan negeri gajah, maka di putuskan menuju ke lokasi atraksi naik gajah. sesampainya di tempat tersebut, hanya om Toto yang antusias menaiki gajah, sedang Ayah, bunda dan teman-teman lainnya hanya menunggu sambil melihat-lihat baby elephant.

Patung budha besar (Phra Mongkhon Bhophit)

Selesai dari tempat atraksi naik Gajah, waktu menunjukkan pukul 10.30 pagi. Karena flight tante Ayu dan tante Denik lebih awal dan Ayah, Bunda, dan teman-teman Bunda tidak mengetahui estimasi waktu yang dibutuhkan dari Ayuthaya menuju Bandara, akhirnya  diputuskan menuju satu temple lagi. peristiwa ini mungkin bisa menjadi masukan untuk teman-teman Nara, sebaiknya jalan-jalan ketempat jauh (seperti Ayuthaya) dilakukan di hari pertama atau kedua, sedangkan hari terakhir perjalanan bisa di fokuskan di kota terdekat (Bangkok).

Sebelum menuju ke kuil ini, guide yang tidak lain adalah suami dari supir tuk-tuk yang kita naiki memberi tips supaya tidak perlu membayar administration fee untuk masuk ke kuil, caranya adalah saat memasuki area kuil jangan berbicara bahasa inggris, cukup diam saja. jadilah Ayah, bunda dan teman-teman bersandiwara menjadi orang Thailand tanpa berbicara sama sekali, maklum muka kita memang mirip orang Thailand, hehehe

no bomb temple (Wat Naprameru Rachikaram)

Awalnya Ayah, Bunda dan teman-teman bunda pikir, kita akan langsung diantar ke pool bus yang menuju Bangkok, namun supir tuk-tuk mengarahkan kita ke Wat Naprameru Rachikaram, menurut info dari suami si supir tuk-tuk, dari semua kuil yang ada di Ayuthaya, cuma kuil ini yang tidak di bomb oleh tentara Khmer, katanya karena Kuil ini di jadikan markasnya tentara Khmer.

dari no bomb temple, kita langsung di antar menuju pool travel. biaya travel dari Ayuthaya menuju Bangkok sebesar 65 bath. dari tempat travel, Ayah dan Bunda kembali ke penginapan tempat Ayah menitipkan tas. karena melebihi waktu yang ditetapkan Ayah, Bunda, tante Shandy dan om Toto kena charge tambahan sebesar 20 bath. setelah mengambil barang-barang, kitapun sholat di masjid yang ada di dekat soi rambutri setelah makan kitapun menuju ke Swarnabumi airport.

Prev part –> Road to Negeri Seribu Kuil, Thailand Part-5

Next part –> Road to Negeri Seribu Kuil, Thailand Part-7 (Finish)

Iklan

2 pemikiran pada “Road to Negeri Seribu Kuil, Thailand Part-6

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s