Indahnya Lombok (Part-1)

7 November 2009

Setelah beberapa hari sebelumnya Ayah Nara merasakan panasnya Madura, siang itu diantar Pak Wit, Pak Tio dan Febri, Ayah dan Om Ucin berangkat ke Lombok dari Bandara Juanda. Setelah terdelay sekitar 1.5 jam, akhirnya dengan diantar Lion air Ayah Nara dan Om Ucin berangkat menuju Lombok.

Sesampainya di Lombok hari sudah menjelang malam, Ayah dan Om Ucin segera menuju Hotel Zaitun, tempat Om jenggot menginap. Begitu sampai hotel, ganti baju, dan membereskan koper Ayah, Om Ucin dan Om Djodji jalan ke Mall mataram untuk mencari stationary. Setelah stationary di dapat, Ayah, Om Ucin dan Om Djodji mencari makan, malam itu akhirnya ditutup dengan menikmati Ayam taliwang dan plecing kangkung.

Road to Senggigi, Pantai Sire dan Kuta Lombok

8 November 2009

Jam 08.00 WITA, driver mobil yang disewa sudah sampai di depan Hotel, setelah menuntaskan mandi pagi, Ayah, Om Ucin dan Om Djodji mencari toko kue untuk pemesanan esok hari, terpilihlah mirasa untuk pemesanan kue esok hari, dari toko kue Mirasa Ayah, Om Ucin dan Om Jenggot menuju pantai Senggigi. Tidak sampai 30 menit, Ayah Nara sudah sampai di pantai senggigi.

Dipantai senggigi cukup ramai, karena berbarengan dengan acara festival senggigi. Saat itu ada perlombaan sepak bola antar sekolah di pinggir pantai. Setelah foto-foto view di pantai senggigi Ayah, Om Ucin dan Om Djodji, Berenang dipantai senggigi, nih fotonya.

Airnya yang jernih dan pantainya yang landai membuat Ayah, Om Ucin dan Om Djodji betah berlama-lama di pantai sengigi. Dipantai ini juga tersedia penyewaan kano (seperti perahu kecil) untuk sekedar mendayung untuk berkeliling dipantai.

Setelah lelah berenang, perut sudah bernyanyi, segera saja Ayah, Om Djodji dan Om Ucin mencari Sate Bulayak (bener ngak ya tulisannya). Di pinggir pantai senggigi ada banyak penjaja sate Bulayak yaitu sate ayam dengan bumbu Taliwang dan 5 lontong kecil yang di bungkus seperti lepet (bener lagi ngak ya nulisnya). Jadilah siang itu menikmati pemandangan pantai nan Indah ditemani Sate Bulayak seharga 15 rb.

Habis menikmati indahnya pantai senggigi, Ayah, Om Ucin dan Om Djodji jalan ke Hotel Puri Senggigi tempat Om Edwin nginep, setelah diskusi dan tanya-tanya driver (Om betet dan Om Irul) akhirnya disepakati untuk kepantai Siree. Disepanjang perjalanan menuju pantai siree, banyak sekali pemandangan laut dengan latar gunung yang menjulang, Berikut salah satunpemandangan yang berhasil di abadikan.

Meskipun dilihat dari jarak yang cukup jauh, air laut yang jernih bisa terlihat.

Sekitar 15 menit setelah melewati pertigaan bangsal (tempat penyebrangan ke tiga Gili, Gili Air, Gili Menok dan Gili Trawangan) akhirnya Ayah, Om Ucin, Om Djodji dan Om Edwin sampai di pantai Sire. Dipantai ini tidak terlalu banyak orang seperti di senggigi, pantainya landai dan airnya pun jernih, berikut view di pantai Sire

Meskipun hamparan pantainya luas dan airnya jernih, namun entah kenapa pada permukaan air laut seperti banyak serbuk bunga berwarna putih dan di dasarnya banyak alang-alang laut yang terbawa ombak, sehingga pantai terlihat kotor.

Karena alasan tersebut, Ayah, Om Ucin, Om Djodji, dan Om Edwin urung untuk berenang di pantai ini.

Setelah berdikusi, akhirnya diputuskan tujuan berikutnya adalah Kuta Lombok. Perjalanan dari Pantai Sire ke kuta Lombok memakan waktu cukup lama, karena kuta Lombok berada di sebelah timur sedangkan pantai sire berada di sebelah Barat. Kalau sebelumnya pada perjalanan menuju pantai sire di dominasi dengan pemandangan pantai, pada perjalanan ke Kuta Lombok kali ini lebih di dominasi dengan pemandangan Gunung. Pada perjalanan ke Kuta Lombok Mobil yang ayah naiki melewati daerah Pusuk yaitu daerah gunung yang banyak terdapat monyet, di sepanjang jalan di daerah ini, bisa terlihat monyet-monyet berkeliaran. Dan jika ingin melihat monyet-monyet ini lebih dekat, kita bisa memberi makan monyet-monyet tersebut.

Sampai di bengkel, perut sudah bernyanyi kembali, ternyata energi yang dihasilkan sate bulayak hanya sampai disini saja, menepilah mobil yang di tumpangi Ayah untuk menikmati masakan khas suku sak-sak. Makanan suku sak-sak rata-rata beraroma pedas, dan pastinya ada plecing kangkung. Setelah perut terisi, perjalanan dilanjutkan kembali, kira-kira 45 menit dari Bengkel mulai terlihat hamparan pantai yang Indah. dan tidak berapa lama sampailah Ayah Nara di kuta Lombok.

Seperti tipikal-tipikal pantai Lombok yang lain, Kuta Lombok berair jernih, dengan background bukit yang membuat makin mempesona. Yang sedikit berbeda dengan pantai-pantai lainnya adalah pasirnya mirip seperti merica, dan airnya lebih jernih dari pantai yang lain.

Indahnya pemandangan Kuta Lombok tidak disia-siakan Ayah Nara untuk foto-foto, mejeng dulu ah.

Setelah menuntaskan Sholat Ashar, Ayah Nara dan Om Djodji berenang dipantai Kuta Lombok. Berbeda dengan senggigi, pasir di pantai Kuta Lombok jika dipijak akan masuk (bahasa kerennya mblesek) jadi seperti tersedot, hal ini mungkin disebakan bentuk pasir yang bentuknya seperti merica. Selesai berenang waktu sudah hampir masuk waktu Maghrib, akhirnya kita tuntaskan aktivitas berenang di Kuta Lombok kemudian pulang ke Mataram.

To be continue.

Iklan

2 pemikiran pada “Indahnya Lombok (Part-1)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s